Kamis, 19 September 2013


CERITA UNTUK DUNIA



Setiap nafasku
Di dalam detak jantung
Tak pernah aku meragu
Hanya engkau yang di hatiku

Berlelah-lelah dahulu
Bersenang-senang kemudian
Tiada suatu yang besar
Tanpa perjuangan yang hebat

Man jadda wajada, man jadda wajada
Man jadda wajada, man jadda wajada

Air yang mengalir jernih
Tak akan keruh menggenang
Jangan surutkan langkah
Yakin dan penuh ketulusan

Man jadda wajada, man jadda wajada
Man jadda wajada, man jadda wajada

Siapa yang bersungguh-sungguh dia kan berhasil
Siapa yang bersungguh-sungguh dia kan berhasil

Malam berteman bintang
Siang sang matahari
Takkan ku patah arang
Hadapi semua rintangan

Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
Man jadda wajada, man jadda wajada
Man jadda wajada, man jadda wajada

Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil
Siapa yang sungguh-sungguh dia kan berhasil

Man jadda wajada, man jadda wajada
Man jadda wajada, man jadda wajada
Apa itu Man Jadda Wajada ?



Man Jadda Wajada ( من جدّ وجد ) adalah ''Barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan berhasil.Sebuah kata dari pribahasa Arab yang merupakan kata motivasi.

Banyak contoh untuk menerapkan Man Jadda Wajada dalam kehidupan sehari-hari.Dari seseorang mengalami kegagalan lalu ia berusaha dengan sungguh sungguh untuk bangkit demi mencapai sesuatu impian /tujuan /cita-citanya yang di inginkan.

Kata tersebut tidak akan habisnya dalam hidup ini.semua pasti sudah merasakan jatuh dan bangun kembali.Seperti yang ada dalam Al Quran : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka ”.

Ketika kau bersungguh-sungguh dan bersabar, keberhasilan akan mampu kau raih.Bumbui dengan keyakinan bahwa kau bisa. Ketika kau yakin, maka akan ada kemungkinan untuk berhasil. Tapi, jika kau tak yakin, maka selamanya kau takkan berhasil. Dan, Allahlah sebaik-baik perencana. Di balik segala kesedihan, pastilah akan ada kebahagiaan. Berbaik sangkalah padaNya, maka hatimu akan menjadi tenang. Percayalah.

Ada beberapa cara untuk melakukan atau membumikan Man Jadda Wajada :
  • Berusaha untuk menghargai dan menghormati orang lain
  • Berusaha menghilangkan sifat egois yang terlalu over.
  • Berusaha tidak pelit memberikan ilmu.
  • Berusaha menciptakan silaturahmi yang bermanfaat
  • Berusaha mempunyai sifat Jujur.
  • Berusaha untuk tidak Sombong.
  • Berusaha untuk sabar dalam menghadapi ujian yang terjadi.
  • Berusaha menerima saran dan ktitik orang lain
  • Berusaha untuk tidak membeda bedakan golongan, baik Agama maupun Suku.
  • Berusaha menerima kekurangan orang lain, dan menghargainya.
  • Berusaha menghilangkan sifat iri, dengki, dan syirik.
  • Berusaha menjadikan orang lain sebagai bagian dari keluarga kita.
  • Berusaha berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
  • Dan masih banyak lagi yang diajarkan oleh "Manjadda Wajadda"
Berikut ini ada lagu religi dari Yovie & Nuno -Man Jadda Wajada. Anda dapat bisa download di : link ini.




Buku Man Jadda Wajada 1


                                                          Buku Man Jadda Wajada The Art of Excellent Life


Judul: Man Jadda Wajada: The Art of Excellent Life
ISBN/EAN: 9789792253177 / 9789792253177
Pengarang: Akbar Zainudin
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit: 12 Januari 2010
Halaman: 276
Berat: 199 gram
Dimensi(mm): 140 x 210
Harga: Rp 45.000
Untaian kata-kata bisa memiliki kekuatan dahsyat yang mampu mempengaruhi seseorang dalam menjalankan hidupnya. Kata-kata bisa membuat seseorang bersemangat, optimis, dan menjalani hidup dengan penuh harapan akan masa depan. Tetapi, bisa juga menjerumuskan orang menjadi loyo dan tidak bergairah menghadapi hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari, motivasi seseorang sering mengalami pasang surut. Di kala motivasinya sedang tinggi, ia akan sangat bergairah dan bersemangat dalam menghadapi hidup. Tetapi di kala motivasinya sedang turun, seseorang membutuhkan sesuatu yang mampu memompa semangatnya untuk kembali pulih. Di sinilah, kata-kata, yang membentuk sebagai untaian kalimat mutiara menemukan perannya untuk membangkitkan motivasi dan semangat hidup seseorang.
Pentingnya kata-kata mutiara ini telah disadari oleh berbagai kalangan, termasuk lembaga pendidikan. Karena itulah, kata-kata mutiara diajarkan di berbagai lembaga pendidikan, termasuk di pesantren-pesantren, salah satunya di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, tempat di mana penulis menimba ilmu saat masih sekolah setingkat SMP-SMA, peran sebuah kata-kata ini menjadi penting karena diajarkan sejak awal masuk pada tahun pertama. Para santri diajarkan kata-kata mutiara berbahasa Arab yang diambilkan dari berbagai sumber dalam sebuah mata pelajaran yang disebut sebagai “Mahfudzat”.
Pelajaran Mahfudzat berisi kata-kata mutiara yang membangun etos dan akhlak yang bisa menjadi dasar dan sandaran bagi masa depan seseorang. Dan terbukti memang, kata-kata ini banyak menginspirasi lulusannya dalam mengarungi kehidupan setelah lulus dari pesantren.
Karena itulah, untuk bisa membangun semangat, seseorang membutuhkan kata-kata, entah dari mana ia dapatkan yang bisa menjadi sebuah prinsip dan pegangan hidup. Kata-kata yang menjadi prinsip dan pegangan hidup itu bisa menjadikan cambuk dan semangat di kehidupan sehari-hari.
Buku ini mencoba membangun intisari dari kata-kata mutiara Arab tersebut yang diletakkan pada konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan kata-kata mutiara tersebut mendapatkan konteks yang bermanfaat.
Penulis membagi tulisan ini ke dalam tiga bagian besar. Bagian pertama adalah mengenai bagaimana mengubah cara pandang tentang kehidupan agar selalu berada pada pikiran yang positif. Bagian ini menjadi penting mengingat salah satu faktor utama kesuksesan seseorang sangat tergantung dari cara berpikirnya. Pikiran yang mengarahkan bagaimana seseorang bersikap dan menghadapi masa depan, bahkan kebahagiaan seseorang juga tergantung dari bagaimana seseorang mengelola pikirannya.
Agar kehidupan lebih terarah, orang memerlukan adanya mimpi-mimpi tentang masa depan. Tidak sekedar bermimpi, tetapi bagaimana mimpi-mimpi itu diwujudkan dalam target-target dan rencana hidup yang lebih terukur. Adanya target dan rencana hidup ini akan membuat kehidupan seseorang berjalan pada garis kehidupan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini diperlukan untuk menghindari perjalanan hidup tanpa arah, orientasi dan tujuan yang tidak jelas.
Pada akhirnya, hidup adalah sebuah pengabdian. Hidup terbaik seseorang adalah saat ia bermanfaat bagi orang lain. Dengan misi semacam ini, hidup tidak lagi mengejar kepentingan pribadi dan kepentingan sesaat, tetapi bagaimana agar kehidupan kita lebih bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.
Bagian kedua adalah bagaimana seseorang mengembangkan potensi yang dimilikinya. Terkadang orang tidak mengetahui atau bahkan tidak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat potensi besar yang siap dikembangkan. Saatnya merenung dan menemukan potensi apa yang bisa terus kita kembangkan dalam hidup ini sehingga bisa membawa kita pada kesuksesan yang mungkin tidak pernah kita sangka sebelumnya.
Pada bagian ketiga, buku ini menekankan bahwa mimpi dan cita-cita yang kita tetapkan tidak akan pernah kita dapatkan jika kita berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Mimpi hanya akan menjadi angan-angan. Orang memerlukan rencana bagaimana ia bertindak dan bekerja dalam mencapai mimpi-mimpinya.
Perencanaan hidup yang baik akan menghindarkan seseorang dari kebingungan hari ini harus berbuat apa. Rencana hidup yang baik juga akan membangun konsistensi dan kesabaran yang harus dijalani seseorang. Dengan disiplin, kerja keras, konsistensi, dan kesabaran, maka semua kemungkinan dari apa yang kita cita-citakan sangat mungkin terjadi.
Banyak orang memiliki mimpi, mungkin bermimpi melakukan hal yang sama dengan orang lain. Tetapi yang membedakan seseorang dengan orang lain adalah cara orang berbuat dan berusaha agar mimpi tersebut menjadi kenyataan. Tidak ada cara lain mencapai apa yang kita cita-citakan kecuali kerja keras dengan rencana dan tahapan yang rapih. Dengan demikian, hidup kita akan jauh lebih bersemangat, tidak lagi bermalas-malasan, dan penuh kesungguhan dalam mencapai apa yang kita cita-citakan.
DAFTAR ISI
Pengantar Penulis
Ucapan Terima Kasih
Daftar Isi
BAGIAN I: MENGUBAH PARADIGMA
  1. Sukses Adalah Pilihan
  2. Bersihkan Hati dan Pikiran
  3. Selalu Berpikir Positif
  4. Kebahagiaan itu Ada Pada Pikiran Anda
  5. Jalani Hidup dengan Optimis
  6. Jangan Takut Gagal
  7. Bangun Percaya Diri
  8. Ambisi yang Menggelorakan Hidup
  9. Bermula dari Sebuah Mimpi
  10. Menjadi Padi yang Semakin Merunduk
  11. Keajaiban itu ada Pada Diri Anda
  12. Bersyukur Itu Nikmat
  13. Kenyataan tentang Hari ini
  14. Hindarkan Sikap Negatif
  15. Kata-Kata adalah Kekuatan
  16. Ayo, Kuatkan Motivasi Anda
  17. Memberi Makna pada Hidup Anda
  18. Jangan Biarkan Hidup Menjadi Usang
BAGIAN II: MENGENAL DIRI
  1. Membuka Potensi Diri
  2. Pertahankan, Lalu Kembangkan
  3. Salurkan Potensi Secara Positif
  4. Kenali Kelebihan dan Kekurangan
  5. Tahu Keunggulan Bersaing
  6. Bekali Diri dengan Pengetahuan dan Keterampilan
  7. Lontarkan Diri, Cari Pengungkit
BAGIAN III: BERKARYA
  1. Jangan Biarkan Mengalir Apa Adanya
  2. Tahu Cara Mencapai Tujuan
  3. Rencanakan Hidup Anda
  4. Jangan Biarkan Diri Anda Tidak Produktif
  5. Tidak Bisa dikerjakan Semua, Pilih Prioritas
  6. Kesempatan Itu Sering Datang Hanya Sekali
  7. Jalani dengan Konsisten dan Sabar
  8. Disiplinlah sebelum Orang Lain Mendisiplinkan
  9. Sukses itu Butuh Kesungguhan dan Kerja Keras
  10. Momentum Perubahan
  11. Belajar dari orang Sukses
  12. Jadilah Kreatif untuk Terus Bertahan
  13. Bangun Jaringan
  14. Jangan Terlena dengan Kenyamanan
  15. Pelopor, Bukan Pengekor
  16. Tinggi Bagai Bintang, Bukan Awan
  17. Teruslah Menjadi Pembelajar
                                          

Man jadda wa jada (kisah negeri 5 menara-novel yang di film kan)

“man jadda wa jada”, teriakan 6 bocah kecil di dalam kelas pertamanya di pesantren madani. Sang guru waktu itu membawa sebuah pedang yang lumayan besar namun berkarat, dan seorang murid bertanya “pak, berkarat”, namun sang guru malah menggunakan pedang tadi untuk memotong kayu yang cukup besar. Berulang-ulang kali sang guru berusaha memotong kayu hingga akhirnya kayu itupun terbelah, ada pelajaran yang beliau sampaikan untuk muridnya melalui pedang berkarat itu. “bukan yang paling tajam, namun yang bersungguh-sungguh”, bukan yang menempel pada dirinya atau bukan apa yang dimiliki, tapi siapa yang bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu, maka dapatlah ia untuk melakukan hal tersebut dan akan berhasil.
Film ini diangkat dari novel negeri 5 menara yang di ciptakan oleh A.fuadi, sebuah kisah nyata tentang perjalanan hidup beliau dimasa mudanya. Beliau dan 5 orang temannya yang memiliki cita-cita untuk berkeliling dunia, dan ikrar itu mereka lantangkan di bawah menara sani di pondok pesantren madani. Ada yang bercita-cita berkunjung ke inggris dan menyampaikan salamnya kepada kerajaan inggris, ada yang bercita-cita ke mesir untuk dapat sekolah ke al-azhar, ada yang memiliki mimpi untuk dapat amerika, ada yang memiliki mimpi ke afrika, dan ada yang memiliki mimpi untuk tetap berada di Indonesia.
Baso berdiri dan berkata, “disetiap daerah tadi ada menara-menaranya, oke kita akan wujudkan itu dan kita akan bertemu kembali disini lagi serta membawa foto kita bersama menara masing-masing, MAN JADDA WA JADA”. Ternyata perjalanan itu tak mudah, Baso harus kembali ke kampung halaman nya di daerah GOWA, Sulawesi dikarenakan orang tua nya yang telah tiada dan neneknya yang hidup sendiri, itu yang membuatnya harus kembali lagi ke kampungnya.

Singkat cerita alif dan teman-teman nya berhasil mengunjungi 5 menara di belahan dunia yang telah mereka impikan. Dan mereka telah berhasil untuk menjadi orang besar. “tahukah kau apa itu orang besar nak ?” kata pimpinan pondok pesantren di malam penyambutan siswa baru, “tahukah kau apa itu orang besar nak ?”, “orang besar itu bukan dilihat dari jabatan apa yang kamu raih, bukan seberapa banyak harta yang kamu miliki, namun orang besar itu adalah siapapun dari kamu yang keluar dari pondok pesantren ini dan dapat memberikan kebermanfaatan yang banyak bagi sekitarmu, entah di kolong jembatan, di bukit-bukit gunung negeri ini, di daerah pelosok dan dimanapun kamu berada”
Pemeran dan Pemain Film Negeri 5 Menara diantaranya :
Gazza Zubizzaretha sebagai Alif (pemeran utama)
Ernest Samudera sebagai Said
Billy Sandi sebagai Baso
Rizki Ramdani sebagai Atang
Aris Adnanda Putra sebagai Dulmadjid
Jiofani Lubis sebagai Raja
Ikang Fauzi sebagai Kiai Rai
Selain Film Negeri 5 Menara diperankan pula oleh Doni Alamsyah, Andhika Pratama, David Chalik, Inez Tagor, Mario Irwinsyah hingga pendatang baru seperti Eriska Rein dan Merayni Fauziah yang ikut berperan dan menjadi pemeran dalam film ini.
Sangat banyak cerita yang saya dapatkan dari film negeri 5 menara yang berdurasi sekitar 2 jam. Ada beberapa catatan saya yangdipetik dari film ini diantaranya :
Saya belajar mengenai keikhlasan, dimana ketika sang alif harus ikhlas bersekolah di pesantren madani,
Saya belajar tanggung jawab, dimana ketika seorang ibu membungkus kan anaknya rending asli padang, dan sang ayah yang menghantarkan alif menuju pondok pesantren madani bahkan menunggui nya hingga pengumuman kelulusannya dari tes masuk.
Saya belajar arti saudara, saat dimana BASO harus pulang kembali ke kampung halamannya di GOWA dan itu meninggalkan kenangan yang sangat berarti sekali bagi saudaranya yang lain
Saya belajar mengenai kebijaksanaan, saat dimana sang ibu mengirimkan surat pernyataan kepada pihak sekolah untuk merestui kepindahan putranya, seraya berkata “tempat belajar memang penting, tapi lebih penting lagi kesungguhan hati yang kau miliki nak”
Saya belajar keberanian dan berinovasi, saat dimana 6 orang anak mencoba untuk memberikan sentuhan inovasi pada generator agar dapat dibawa kemana saja saat dibutuhkan
…dan sesungguhnya masih banyak pelajaran yang dapat dipetik dalam film ini, film ini telah banyak memberikan pelajaran yang bermakna, singkat namun sangat berarti :)
-          Percuma mengejek orang kamu itu, orang tua kamu saja tidak kamu dengarkan juga
-          Jalankan dulu nak, baru kamu akan tau mana yang terbaik buat kamu
-          Berjabatlah tangan terlebih dahulu, dan jangan hanya melihat hanya dari luar sarung
-          Bukan menjadi yang paling tajam, tapi yang paling bersungguh-sungguh
-          Taukah kamu apa yang bisa jurnalis lakukan ? Kamu bisa mengubah dunia hanya dengan kata-kata
-          Jadi lif, perempuan jangan dijadikan barang taruhan, nanti kamu hanya akan mendapatkan baju kotor saja
-          tempat belajar memang penting, tapi lebih penting lagi kesungguhan hati yang kau miliki nak
-          man jadda wa jada

Sabtu, 07 September 2013



Ada ungkapan Arab yang terkenal di kalangan pesantren yaitu “Man Jadda WaJada” yang artinya“Barangsiapabersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil, ”-where there is a will there is a way !” , juga terkenal di masyarakat kita pepatah “Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan “. Tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, yang penting ada kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika serta ilmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing masing yang telah Allah Ta’ala karuniakan. Setiap manusia punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi bukan hanya sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. Allah sudah berikan modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika kita beranggapan bahwa nasib tidak bisa diubah. Nasib kita itu kita sendirilah yang menentukan, sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah dalam kitab suci Al-Quran bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya (QS Ar-Ra’d 11). Kalau sekarang kita menyaksikan arus globalisasi yang menggunakan cara-cara kapitalis-liberal dalam menggapai rezeki Illahi, maka akibatnya bisa kita rasakan sangatlah buruk. Memang disatu sisi tampaknya kondisi sosial ekonomi masyarakat tenang saja, akan tetapi jangan salah, selama bertahun-tahun kita telah dibuai oleh nilai-nilai yang ternyata jauh dari ayat-ayat Allah. Tengok saja dewasa ini terjadi penumpukan modal di segelintir anggota masyarakat. Uang terkonsentrasi di kelompok mereka yang menggunakan cara-cara tidak terpuji:  korupsi, kolusi, manipulasi, kongkalikong, jalan pintas membeli jabatan dengan suap atau serangan fajar dalam Pemilu atau Pilkada serta beragam kelicikan lainnya. Sementara semakin banyak kelompok miskin yang terseok-seok mencari kehidupan akibat sistem yang salah kaprah, seperti pameo “Yang kaya semakin kaya yang miskin bertambah miskin “. Kapitalisme liberalistik mengajarkan rangkaian kompetisi yang tidak sehat, tidak fair dan tidak transparan !. Sementara konsep yang dielaborasi dari nilai-nilai islam merupakan konsep ideal yang bisa diterapkan secara mudah, tidak berliku-liku dan sangat faktual berlaku dalam kehidupan masyarakat di masa kini maupun di masa-masa mendatang. Islam memberikan kiat berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat - common virtues). Terminologinya jelas “Berlomba-lomba”artinya saling bahu-membahu (hand in hand, bersinergi). Dalam berupaya menggapai rezeki dan atau mencapai sesuatu tujuan yang baik, yakin bahwa pencapaian harus dilakukan melalui sebuah jaringan, sebuah network atau Jam’iyah, bukan dengan jalan sendiri-sendiri alias individualistik. Keberhasilan pencapaian juga diarahkan kepada pemerataan kapital berdasarkan asas keadilan, bukan penimbunan yang mengundang keserakahan (seperti yang diterapkan ekonomi kapitalis) bukan pula asas “sama rata sama rasa” yang ditawarkan oleh konsep ekonomi komunis. Kita lihat saja dalam ekonomi kapitalis justru hal yang sebaliknya sangat jauh dari nilai-nilai Islam malah dilegalkan seperti : bersaing secara tidak wajar-menciptakan aneka penghambat (barrier to entry) dalam mekanisme dagang, tujuan menang-menangan, berkompetisi secara tidak sehat, yang akhirnya akan melahirkan mental-mental manusia serakah (greedy), saling menjegal, saling meniadakan bahkan saling membunuh dalam ranah persaingan menggapai rezeki, parahnya hal tersebut kini malah dianggap lumrah, wajar karena telah diterima oleh banyak kalangan masyarakat.Bagi kita yang kini telah terlanjur tenggelam dalam arus modernisasi, arus ekonomi neo liberal dengan segala manifestasinya, saatnya kini berada di simpang jalan, ada pilihan-pilihan buruk ada pula pilihan terbaik, ada kesempatan memilah dan memilih yang terbaik, dan ini semuanya tergantung niat kita memperjuangkan keberdayaan kita sebagai umat manusia, sebagai hamba Allah yang patuh dan taat terhadap segala perintahNYA. Memang pilihan ini memerlukan perjuangan serius untuk berubah, bukan langkah setengah-setengah, bukan pula dengan keragu-raguan. Sebagaimana ummat Islam yang diharuskan oleh Allah untuk masuk kedalam ajaran Islam secara keseluruhan (kaffah).Konsep ideal menjemput rezeki bukanlah sesuatu yang sulit digapai, persoalannya terpulang kepada niat serta kesungguhan hati untuk memperjuangkan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Jadi kita tak perlu pesimis, miris atau tidak yakin dengan upaya kita melakukan reposisi di segala bidang, khususnya menjemput rezeki. Apabila tata nilai yang berlaku saat ini sangat jauh dari aturan Allah, maka hendaknya kita bisa mengubahnya dengan sebuah proses “pemupukan” idealisme yang terus menerus. Sehingga bukan pada tempatnya lagi kita berfikir pragmatis sekedar uang dan hidup, akan tetapi memandang jauh kedepan dengan misi-misi yang lebih baik. Ada ungkapan yang terkenal sebagai pernyataan seorang Umar Bin Khattab ra yg idealis, semestinya menjadi inspirasi kita semua yaitu :“Jika ada 1000 orang yang membela kebenaran, aku salah seorang diantaranya. Jika ada 100 orang yang membela kebenaran, aku berada diantaranya. Jika ada 10 orang pembela kebenaran, aku tetap ada di barisan itu. Dan jika hanya ada 1 orang yang tetap membela kebenaran, maka akulah orangnya !.”Janganlah argumentasi dan perjuangan kita di rel yang benar (on the right track) dapat dengan mudah dipatahkan hanya karena alasan pragmatis dan jargon realistis, itu bukanlah mental seorang pejuang !. Karena itu tanamkan terus pola pikir (mindset) serta mental seorang pejuang kedalam implementasi menggapai rezeki atau ikhtiar apapun yang positif, jangan mudah menyerah terhadap keadaan. Ingat, Pelaut ulung tidak lahir dari gelombang laut yang tenang. Hanya mereka yang berani menentang arus, yang akan menemukan jernihnya mata air !